|
|
|
Jenis-Jenis dan Persebaran Fauna di
Indonesia
Sejarah terbentuknya daratan di
Indonesia berawal pada zaman es. Pada awal zaman es tersebut, suhu permukaan
bumi turun sehingga permukaan air laut menjadi turun. Pada masa itu, wilayah
Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu dengan
Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran Sahul
menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga masih
berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan tersebut
menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat seperti Jawa,
Bali Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan dengan flora
di Benua Asia. Begitu pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian Timur
seperti Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai
kemiripan dengan flora dan fauna di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa
itu menjadi jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia.
Kemudian, pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air
laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan Jawa terpisah
dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan terakhir dari
Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan kemudian dari
Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari Semenanjung Malaka.
Seorang berkebangsaan Inggris bernama
Wallace mengadakan penelitian mengenai penyebaran hewan di Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hewan di Indonesia bagian Barat
dengan hewan di Indonesia bagian Timur. Batasnya di mulai dari Selat Lombok
sampai ke Selat Makasar. Oleh sebab itu garis batasnya dinamakan garis Wallace.
Batas ini bersamaan pula dengan batas penyebaran binatang dan tumbuhan dari
Asia ke Indonesia (
Di samping itu seorang peneliti
berkebangsaan Jerman bernama Weber, berdasarkan penelitiannya tentang
penyebaran fauna di Indonesia, menetapkan batas penyebaran hewan dari Australia
ke Indonesia bagian Timur. Garis batas tersebut dinamakan garis Weber
Sedangkan daerah diantara dataran Sunda
dan dataran Sahul oleh para ahli biografi disebut daerah Wallace atau daerah
Peralihan. Mengapa disebut daerah Peralihan? Karena di daerah ini terdapat
beberapa jenis hewan Asia dan Australia, jadi merupakan daerah transisi antara
dataran Sunda dan dataran Sahul. Misalnya di daerah Sulawesi juga terdapat
hewan yang ada juga di Jawa, contohnya rusa dan monyet, sedangkan di Halmahera
juga ada burung Cendrawasih yang ada di Irian Jaya.
Nah, kini Anda telah mengetahui asal
mula terbentuknya daratan Indonesia. Termasuk kawasan manakah daerah tempat
tinggal Anda?
Setelah Anda mengetahui sejarah
terbentuknya daratan Indonesia dan terjadinya keanekaan fauna dan flora di
Indonesia, maka kini Anda perlu mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan
terjadi keanekaan tersebut.
Faktor-Faktor Penyebab terjadinya
Keanekaragaman Flora Dan Fauna di Dunia
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan
kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang
beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang
hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Kita tentu tidak pernah
melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada daerah dingin di daerah tundra.
Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa
faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik). Tahukah Anda, apa
saja yang termasuk abiotik dan biotik? Yang termasuk faktor fisik (abiotik)
adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan
yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan.
a.
|
Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin
sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor
suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik
tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses
fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik
tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan. Faktor iklim yang
berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya
juga berbeda.. Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau
sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar
matahari. Berbeda dengan tanaman di daerah yang beriklim sedang, ragam
tumbuhannya tidak sebanyak di daerah tropis yang kaya sinar matahari, di sana
banyak ditemui pohon berkayu keras dan berdaun jarum. Daerah Gurun yang
beriklim panas dan kurang curah hujan, hanya sedikit tumbuhan yang dapat
menyesuaikan diri, seperti misalnya pohon Kaktus dapat tumbuh subur, karena
mempunyai persediaan air dalam batangnya. Kehidupan faunanya juga sangat
bergantung pada pengaruh iklim yang mampu memberikan kemungkinan bagi
kelangsungan hidupnya. Binatang di daerah dingin beda dengan binatang di
daerah tropis, dan sulit menyesuaikan diri bila hidup di daerah tropis yang
beriklim panas.
|
|
|
|
b.
|
Tanah
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora
di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan
struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga
memungkinkan akar tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah
berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh
terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Komposisi tanah
umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik
(1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya
faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan
perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu
wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena
tanahnya yang kurang subur. Perhatikan hutan di daerah yang subur di
pegunungan dengan hutan di daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur atau
tanah liat. Apakah ada perbedaan keanekaragaman tanamannya?
.
|
|
c.
|
Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat
melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah.
Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari
iklim di daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu wilayah sangat
berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah
yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan
dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya. Misalnya di daerah gurun,
hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup, contohnya adalah pohon Kaktus dan
tanaman semak berdaun keras. Di daerah tropis banyak hutan lebat, pohonnya
tinggi-tingi dan daunnya selalu hijau.
|
|
d.
|
Tinggi rendahnya permukaan bumi
Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari
permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat
tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu
daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila
lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik
100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi
semakin rendah suatu daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya
semakin tinggi suatu daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu
ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran
tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis,
tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.
|
|
e.
|
Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan
Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya
daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan
dengan melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan. Manusia dapat
menyebarkan tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Selain itu manusia
juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan
perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia
berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Selain itu faktor
hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Misalnya
serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam
penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk
menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan
kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya
bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu penghancuran
sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan tanah.
|
|
JENIS DAN PERSEBARAN
FLORA DI INDONESIA DAN DUNIA
|
Setelah mempelajari kegiatan 2 ini,
Anda diharapkan dapat:
1. menyebutkan pembagian jenis flora berdasarkan geologis, iklim, dan
ketinggian tempat; dan
2. menjelaskan pembagian jenis flora di dunia.
|
Indonesia, negara kita yang tercinta
ini, terkenal di dunia dengan keanekaragaman floranya. Umumnya flora di
Indonesia memiliki ciri-ciri: selalu hijau sepanjang tahun, hanya sebagian
kecil yang memperlihatkan adanya musim gugur, jumlah spesiesnya banyak dan
banyak tumbuhan endemik. Persebaran flora sangat erat kaitannya dengan faktor
geologi, iklim dan ketinggian tempat. Tentunya Anda ingin mengetahui kaitan
persebaran flora dengan ke 3 faktor tadi, bukan? Pelajarilah uraian berikut
ini dengan baik!
|
|
Pembagian Jenis Flora berdasarkan
Geologi, Iklim dan Ketinggian Tempat
|
Jenis dan persebaran flora di Indonesia
didasarkan atas beberapa faktor yaitu faktor geologi dan faktor iklim serta
ketinggian tempat pada muka bumi.
Jenis Flora berdasarkan Faktor Geologi
Seperti yang telah dijelaskan di atas, secara geologis, pulau-pulau di Indonesia
Barat pernah menyatu dengan benua Asia sedangkan pulau-pulau di Indonesia Timur
pernah menyatu dengan benua Australia. Oleh karena itu tumbuhan di benua Asia
mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan tumbuhan di Indonesia Barat demikian pula
ciri-ciri tumbuhan di Indonesia Timur mirip dengan tumbuhan di benua Australia.
Berdasarkan hal tersebut, flora di Indonesia dibedakan dalam tiga wilayah,
yaitu flora di dataran Sunda, di dataran Sahul dan di daerah Peralihan.
a.
|
Flora di Dataran Sunda
Sebelumnya saya ingin bertanya manakah yang termasuk dataran Sunda ? Anda
bisa melihat pada gambar 1.1 pada Kegiatan Belajar 1. Flora di dataran Sunda
disebut juga flora Asiatis karena ciri-cirinya mirip dengan ciri-ciri
tumbuhan Asia. Ingat sejarahnya bukan? Contoh-contohnya yaitu: tumbuhan jenis
meranti-merantian, berbagai jenis rotan dan berbagai jenis nangka. Hutan
Hujan Tropis terdapat di bagian Tengah dan Barat pulau Sumatera dan sebagian
besar wilayah Kalimantan. Bagaimana dengan Pulau Jawa? Apakah memiliki Hutan
Hujan Tropis?
Di dataran Sunda banyak dijumpai
tumbuhan endemik. Di Kalimantan 59 jenis dan di Jawa 10 jenis. Apakah
tumbuhan endemik itu? Tumbuhan endemik adalah tumbuhan yang hanya terdapat
pada tempat tertentu dengan batas wilayah yang relatif sempit dan tidak
terdapat di wilayah lain. Misalnya bunga Rafflesia Arnoldii hanya
terdapat di perbatasan Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan. Anggrek Tien
Soeharto yang hanya tumbuh di Tapanuli
|
b.
|
Flora di daerah Dataran Sahul
Flora di dataran Sahul disebut juga flora Australis karena jenis
floranya mirip dengan flora di benua Australia.. Meliputi pulau apa saja
dataran Sahul? Ya, Irian Jaya serta pulau-pulau kecil disekitarnya. Dataran
Sahul memiliki corak hutan Hujan Tropik tipe Australia Utara, yang
ciri-cirinya sangat lebat dan selalu hijau sepanjang tahun. Di dalamnya
tumbuh beribu-ribu jenis tumbuh-tumbuhan dari yang besar dan tingginya bisa
mencapai lebih dari 50 m, berdaun lebat sehingga matahari sukar menembus ke
permukaan tanah dan tumbuhan kecil yang hidupnya merambat. Berbagai jenis
kayu berharga tumbuh dengan baik, seperti kayu besi, cemara, eben hitam,
kenari hitam, dan kayu merbau. Di daerah pantai banyak kita jumpai hutan
mangrove dan pandan, sedangkan di daerah rawa terdapat sagu untuk bahan
makanan. Di daerah pegunungan terdapat tumbuhan Rhododendron yang merupakan
tumbuhan endemik daerah ini.
|
c.
|
Flora Daerah Peralihan
Sebelumnya coba sebutkan, pulau apa saja yang masuk daerah peralihan? Ya,
pulau Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara. Mengapa disebut daerah peralihan?
Mengenai flora di daerah peralihan, sebagai contoh yaitu flora di Sulawesi,
yang mempunyai kemiripan dengan flora daerah kering di Maluku, Nusa Tenggara,
Jawa, dan Filipina. Di kawasan pegunungannya terdapat jenis tumbuhan yang
mirip dengan tumbuhan di Kalimantan. Sedangkan di kawasan pantai dan dataran
rendahnya mirip dengan tumbuhan di Irian Jaya. Corak vegetasi yang terdapat
di daerah Peralihan meliputi:
Vegetasi Sabana Tropik di Kepulauan
Nusa Tenggara, Hutan pegunungan di Sulawesi dan Hutan Campuran di Maluku.
|
|
|
|
Jenis Flora berdasarkan Iklim dan
Ketinggian Tempat
Sebelumnya Anda harus mengetahui dahulu apa yang dimaksud dengan faktor iklim
Faktor iklim di dalamnya termasuk suhu udara, sinar matahari, kelembaban udara
dan angin. Unsur-unsur ini sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan
tanaman. Bagaimana dengan ketinggian tempat? Yang dimaksud dengan ketinggian
tempat adalah ketinggian dari permukaan air laut (elevasi). Ketinggian
tempat mempengaruhi perubahan suhu udara. Semakin tinggi suatu tempat, misalnya
pegunungan, semakin rendah suhu udaranya atau udaranya semakin dingin. Semakin
rendah daerahnya semakin tinggi suhu udaranya atau udaranya semakin panas. Oleh
karena itu ketinggian suatu tempat berpengaruh terhadap suhu suatu wilayah.
Perubahan suhu ini tentunya mengakibatkan perbedaan jenis tumbuhan pada
wilayah-wilayah tertentu sesuai dengan ketinggian tempatnya. Maka berdasarkan
iklim dan ketinggian tempat, flora di Indonesia terdiri atas:
a.
|
Hutan Hujan Tropik
Indonesia berada di daerah katulistiwa, banyak mendapat sinar matahari, curah
hujannya tinggi, dan suhu udaranya tinggi, menyebabkan banyak terdapat hutan
hujan tropik. Ciri-ciri hutan ini adalah sangat lebat, selalu hijau sepanjang
tahun, tidak mengalami musim gugur, dan jenisnya sangat heterogen. Hutan
jenis ini banyak terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Irian
Jaya. Beberapa jenis floranya misalnya kayu meranti, ulin, dan kapur. Pada
pohon-pohon ini hidup menumpang berbagai tumbuhan seperti anggrek dan
tumbuhan merambat.dan epifit. Tumbuhan merambat yang terkenal adalah rotan.
Hutan ini terdiri dari Hutan Hujan Tanah Kering (ketinggian 1000 -
3000 m dari muka laut) dan Hutan Hujan Tanah Rawa (ketinggian 5 - 100
m dari muka laut). Hutan rawa gambut, hutan mangrove, dan hutan rawa air
tawar termasuk dalam jenis hutan hujan tanah rawa. Sedangkan hutan fegaceae,
hutan campuran Dipterocarpaceae, dan hutan belukar, termasuk jenis hutan
hujan tanah kering.
.
|
b.
|
Hutan Musim atau Hutan Meranggas
Hutan ini terdapat di daerah yang suhu udaranya tinggi (terletak pada
ketinggian antara 800 - 1200 m dari muka laut). Pohon-pohonnya jarang
sehingga sinar matahari sampai ke tanah, tahan kekeringan, dan tingginya
sekitar 12 - 35 m. Daunnya selalu gugur pada musim kering/kemarau dan
menghijau pada musim hujan. Contohnya pohon jati, kapuk, dan
|
c.
|
Hutan Sabana
Sabana adalah padang rumput yang disana sini ditumbuhi pepohonan yang
berserakan atau bergerombol. Terdapat di daerah yang mempunyai musim kering
lebih panjang dari musim penghujan, seperti di Nusa Tenggara. Terdiri dari hutan
sabana dengan pohon-pohon dan palma ( 900 m dari muka laut) dan hutan
sabana casnarina (terletak antara 1600 - 2400 m dari muka laut).
|
d.
|
Padang rumput
Terdapat pada daerah yang mempunyai musim kering panjang dan musim penghujan
pendek, seperti di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Padang rumput dapat
terdapat di daerah dengan ketinggian antara 900 - 4000 m di atas permukaan
laut, seperti misalnya padang rumput tanah, padang rumput pegunungan,
komunitas rumput, dan lumut. Namun ada yang berada pada ketinggian kurang
dari 100m di atas permukaan laut, yaitu Rawa gambut.
Demikianlah jenis-jenis flora yang
hidup di Indonesia yang dibedakan atas 3 wilayah. Cobalah Anda cari gambar
mengenai jenis-jenis flora dari sumber-sumber lainnya agar lebih memahaminya.
Setelah Anda mengetahui jenis-jenis flora yang ada di Indonesia, selanjutnya
akan kita bahas mengenai jenis-jenis flora di dunia.
|
Pembagian Jenis Flora di Dunia
Pembagian jenis flora di dunia tersebar di daratan dan perairan, baik yang terdapat
di air tawar maupun di air asin (laut). Pertama-tama akan dijelaskan tentang:
1.
|
Flora yang hidup di daratan
Flora di daratan
sangat bervariasi dan terbentang mulai dari wilayah khatulistiwa sampai ke
wilayah kutub. Secara umum flora yang hidup di daratan dapat diklasifikasikan
atas Hutan, Sabana, Stepa dan Gurun.
a.
|
Hutan
Berdasarkan keadaan tumbuh-tumbuhannya hutan dibagi atas:
·
Hutan Hujan Tropis, terdapat di daerah sekitar khatulistiwa yaitu
antara garis 10 derajat LU sampai dengan 10 derajat LS dengan curah hujan
yang tinggi. Ciri-cirinya yaitu: pohonnya tinggi dan lebat/rapat, jenisnya
sangat bervariasi (heterogen) dan selalu hijau. Sebagian besar jenis flora
di dunia terdapat pada hutan jenis ini yang diperkirakan mencapai lebih
dari 3000 spesies. Pada hutan ini terdapat jenis-jenis flora Epiphyt
(tumbuhan yang menempel) seperti anggrek, rotan, jamur, dan lumut. Adanya
tumbuhan ini menandakan kelembaban udara sangat tinggi. Contohnya antara
lain hutan-hutan di Indonesia (Sumatera, Kalimantan, Irian, Jawa), Brasilia
(Amazone), India, Amerika Tengah (Florida) dan Karibia.
·
Hutan Musim, terdapat di wilayah-wilayah yang mempunyai musim kering
(kemarau) dan musim hujan. Ciri-cirinya adalah: biasanya meranggaskan
daun-daunnya pada musim kering (kemarau). Berbeda dengan hutan hujan tropis
yang pohon-pohonnya sangat lebat sehingga sinar matahari sulit untuk sampai
ke tanah, maka pada hutan musim pohon-pohonnya lebih jarang, tidak terlalu
tinggi dan jumlah spesiesnya tidak begitu banyak, sehingga sinar matahari
sampai ke tanah. Hutan ini terdapat di India, dan Asia Tenggara termasuk
Indonesia (Jawa Timur, Sulawesi, Nusa tenggara).
·
Hutan Hujan Daerah Sedang, terdapat di daerah-daerah pantai sebelah
Barat dari garis lintang 35 derajat sampai dengan 55 derajat di belahan
bumi Utara dan Selatan, wilayah antara garis lintang 25 derajat sampai
dengan 40 derajat lintang Utara dan Selatan, wilayah dataran tinggi zone
ekuatorial dan tropis. Ciri-cirinya adalah: daunnya selalu hijau, kurang
rimbun dan spesiesnya tidak banyak. Pohonnya tidak begitu tinggi dan
daunnya lebih kecil dan tidak banyak terdapat semak. Vegetasi yang khas di
hutan ini antara lain pakis, agthis, palem, bambu, dan belukar. Hutan ini
terdapat di Amerika Serikat dan Eropa yang beriklim kontinen (benua).
·
Hutan Rontok Daerah Sedang, terdapat di wilayah yang mempunyai iklim
yang sangat dingin (Winter) dan iklim yang relatif hangat (Summer) yaitu di
Amerika Utara dan Eropa Barat. Vegetasi yang terdapat di wilayah ini yaitu
pohon-pohon tinggi seperti cemara dan pinus serta pohon-pohon kecil
(perdu).
·
Hutan Berdaun Jarum, terdapat di daerah-daerah di atas lintang 60
derajat seperti di Kanada Utara, Siberia dan pegunungan tinggi wilayah
tropikal. Tumbuhannya antara lain pinus, larix, dan Sequoia yang merupakan
pohon yang terbesar di dunia, terdapat di California. Pohon ini mencapai
ketinggian 100 m, diameter batangnya 4,5 - 10 m.
·
Hutan Berkayu Keras, terdapat di daerah iklim mediteranean, yang
terdapat pantai Barat antara lintang 30 derajat - 40 derajat. Ciri-cirinya
yaitu daunnya selalu hijau, pohon tidak terlalu tinggi namun berkayu dan
berdaun keras. Contohnya pohon Oak atau Zaitun.
|
b.
|
Sabana
Sabana, merupakan padang rumput yang diselingi oleh pepohonan baik besar
maupun kecil (semak). Jenis rumputnya merupakan rumput-rumput yang tinggi.
Sabana antara lain terdapat di Australia, Brasilia, Venezuela, dan
Indonesia (di Aceh disebut Blang dan Nusa tenggara). Sabana biasanya
merupakan daerah peralihan antara hutan dan padang rumput.
|
c.
|
Stepa
Stepa merupakan padang rumput yang luas dengan diselingi oleh pohon-pohon
perdu, membentang dari daerah tropis sampai daerah subtropis yang curah
hujannya tidak teratur dan sulit mendapatkan air. Terdapat antara lain di
Australia, Argentina, Brasilia, Amerika Serikat, dan Afrika Utara. Di
Amerika Serikat stepa dinamakan Praire, di Argentina dinamakan Pampa, di
Hongaria dinamakan Poeszta, dan di Brasilia disebut Campos.
|
d.
|
Tundra
Tundra, adalah rumput kerdil yang tahan dengan suhu yang sangat dingin, terdapat
di daerah yang berbatasan dengan kutub di mana suhu udara sangat dingin
seperti di Rusia Utara, Kanada Utara, Norwegia, dan Finlandia. Contohnya
adalah lumut. Setelah es mencair tumbuhan tundra yang beku dapat hidup
lagi. Daerah tundra dapat mengalami malam atau siang yang sangat lama
sampai berbulan-bulan.
.
|
e.
|
Gurun
Gurun merupakan daerah yang tidak mudah bagi tanaman untuk dapat tumbuh. karena
sangat panas pada siang hari, membeku pada malam hari dan kekurangan air.
Hujan sekitar setahun sekali sehingga jenis tanaman yang hidup disana
adalah jenis tumbuhan yang tahan terhadap kekeringan seperti pohon kaktus
dan beberapa jenis rumput berduri. Gurun Sahara di Afrika merupakan gurun
terbesar di dunia. Lainnya antara lain adalah di Saudi Arabia, Australia,
Turkestan, Peru (Gurun Atacama), Pakistan, dan Mongolia (Gurun Gobi).
Kebanyakan pohon gurun hanya dapat hidup di daerah-daerah yang mempunyai
cadangan air di bawah tanahnya. Suhu udara di siang hari dapat mencapai 40o
Celcius. Selain gurun di daerah panas, terdapat gurun dingin di daerah
Arktik sekitar 84o Lintang Utara yang merupakan daerah tertutup salju
abadi. Karena daerahnya selalu beku, vegetasi yang dapat tumbuh antara lain
jenis lumut dan rumput kerdil.
|
Demikianlah jenis-jenis flora di
daratan. Sekarang akan saya jelaskan mengenai flora yang hidup di air, yang
terdiri atas flora yang hidup di air tawar dan di air asin.
|
2.
|
Flora yang hidup di air tawar
Flora air tawar meliputi flora yang hidup di air danau, sungai, dan rawa.
Jenis tumbuhannya antara lain adalah enceng gondok, ganggang, teratai, lumut,
dan talas. Ada pula tumbuhan yang dapat pula hidup di air tawar maupun air
asin yaitu tumbuhan bakau dan nipah.
|
3.
|
Flora yang hidup di air asin
Flora yang hidup di air asin terdapat di dasar laut perairan dangkal dimana
sinar matahari dapat tembus sampai ke dasar laut. Tumbuhan tersebut antara
lain adalah:
• rumput laut
• lumut dan ganggang
• fitoplankton, hanya dapat dilihat dengan mikroskop karena sangat kecil.
Kini Anda telah selesai mempelajari
kegiatan 2. Bacalah kembali untuk lebih memperdalam pemahaman Anda. Selain
itu untuk lebih memperluas pengetahuan Anda, lihat juga sumber lain seperti
dari buku-buku, video, majalah atau acara televisi. Dan diskusikanlah dengan
teman atau guru hal-hal yang kurang jelas. Dan setelah itu coba kerjakan
latihan di bawah ini.
|
JENIS DAN PERSEBARAN
FAUNA DI INDONESIA DAN DUNIA
|
Setelah mempelajari kegiatan 3 ini,
Anda diharapkan dapat:
1. menjelaskan jenis-jenis dan persebaran fauna di Indonesia; dan
2. menyebutkan pembagian wilayah fauna di dunia.
|
Pola persebaran fauna di Indonesia
sama dengan pola persebaran tumbuhan, yaitu di bagian Barat, faunanya
mempunyai kemiripan dengan fauna Asia, di bagian Timur faunanya mirip dengan
fauna di Australia, dan diantara kedua daerah tadi, faunanya merupakan fauna
daerah peralihan. Hal tersebut dimungkinkan karena pada zaman es Indonesia
pernah menyatu dengan Asia dan Australia. Pada masa itu Indonesia menjadi
jembatan persebaran hewan dari Asia dan Australia. Sekarang kita bahas dahulu
mengenai jenis-jenis dan persebaran fauna di Indonesia.
|
|
Jenis-Jenis dan Persebaran Fauna di
Indonesia
|
a.
|
Fauna Asiatis (Oriental)
Fauna ini tersebar di bagian Barat yang meliputi Pulau Sumatera, Kalimantan,
Jawa, dan Bali. Daerah ini juga disebut daerah fauna dataran Sunda.
Fauna Asiatis antara lain adalah:
gajah India di Sumatera, harimau terdapat di Jawa, Sumatera, Bali, badak
bercula dua di Sumatera dan Kalimantan, badak bercula satu di Jawa, orang
utan di Sumatera dan Kalimantan, Kancil di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, dan
beruang madu di Sumatera dan Kalimantan. Hal yang menarik adalah di
Kalimantan tidak terdapat harimau dan di Sulawesi terdapat binatang Asiatis
seperti monyet, musang, anoa, dan rusa. Di Nusa Tenggara terdapat sejenis
cecak terbang yang termasuk binatang Asia. Fauna endemik di daerah ini
adalah, badak bercula satu di Ujung kulon Jawa Barat, Beo Nias di Kabupaten
Nias, Bekantan/Kera Belanda dan Orang Utan di Kalimantan. Dapatkah Anda
menyebutkan fauna Asiatis lainnya?
|
b.
|
Fauna Australis
Fauna ini terdapat di Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya. Binatang-binatangnya
mempunyai kesamaan dengan binatang-binatang di benua Australia. Daerah ini
juga disebut fauna dataran Sahul., contohnya antara lain: kanguru, kasuari,
kuskus, burung cendrawasih dan berbagai jenis burung lainnya, reptil, dan
amphibi. Apakah Anda dapat menyebutkan lainnya?
.
|
c.
|
Fauna Peralihan
Fauna peralihan tersebar di Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Daerah fauna
Peralihan dibatasi oleh garis Wallace yang membatasi dengan fauna di dataran
Sunda dan garis Weber yang membatasi dengan fauna di dataran Sahul. Contoh
faunanya antara lain: babi rusa, anoa, kuskus, biawak, katak terbang. Katak
terbang ini juga termasuk fauna Asiatis. Di daerah fauna peralihan juga
terdapat fauna endemik seperti: Komodo di P.Komodo dan pulau-pulau
sekitarnya, tapir (kerbau liar), burung Kasuari di Pulau Morotai, Obi,
Halmahera dan Bacan.
Demikian telah Anda pelajari
pembagian kelompok fauna Indonesia. Termasuk kelompok manakah fauna di tempat
Anda tinggal? Jenis-jenis hewan apa saja yang ada di daerah Anda?
Setelah Anda mengetahui pembagian
jenis fauna di Indonesia, kini Anda akan mempelajari tentang jenis-jenis
fauna di dunia yang dibedakan berdasarkan wilayahnya.
|
Pembagian Wilayah Fauna Dunia
Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik
dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga
menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Seperti diketahui setiap
spesies hewan mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengatasi
hambatan-hambatan. Andaikan tidak ada hambatan-hambatan maka persebaran hewan
akan berjalan terus. Misalnya hewan yang biasa hidup di pegunungan akan sulit
hidup di dataran rendah. Atau hewan yang biasa hidup di daerah panas akan sulit
hidup di daerah yang beriklim dingin atau kurang curah hujannya. Di samping itu
faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu
karena wilayah tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan berbeda dengan
tumbuhan yang bersifat pasif. Pada hewan, bila habitatnya dirasakan sudah tidak
cocok, seringkali secara masal mengadakan migrasi ke tempat lainnya. Oleh
karena itu pola persebaran fauna tidak setegas persebaran flora. Adakalanya
hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah lainnya.
Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace
membagi wilayah persebaran fauna atas 8 wilayah yaitu: Ethiopian, Palearktik,
Oriental, Australian, Neotropical dan Neartik, Oceanik dan Antartik. Untuk
lebih jelas dan pemahaman Anda semakin mantap mengenai letak wilayah
persebarannya, cobalah sambil mempelajari materi ini juga menggunakan peta
dunia. Kedelapan wilayah persebaran fauna tersebut adalah sebagai berikut.
a.
|
Wilayah Ethiopian
Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun
Sahara, Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia.Hewan yang khas daerah ini
adalah: gajah Afrika, badak Afrika, gorila, baboon, simpanse, jerapah.
Mamalia padang rumput seperti zebra, antilope, kijang, singa, jerapah,
harimau, dan mamalia pemakan serangga yaitu trengiling. Mamalia endemik di
wilayah ini adalah Kuda Nil yang hanya terdapat di Sungai Nil, Mesir. Namun
di Madagaskar juga terdapat kuda Nil namun lebih kecil. Menurut sejarah pulau
Madagaskar pernah bersatu dengan Afrika. Wilayah Ethiopian juga memiliki
hewan yang hampir sama dengan di wilayah Oriental seperti: golongan kucing,
bajing, tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing.
|
b.
|
Wilayah Paleartik
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni
Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan
Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan
benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik
perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan
jenis faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap
bertahan di lingkungan aslinya yaitu Panda di Cina, unta di Afrika Utara,
binatang kutub seperti rusa Kutub, kucing Kutub, dan beruang Kutub.
Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, sejenis
tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar. Bajing, dan kijang telah menyebar
ke wilayah lainnya.
|
c.
|
Wilayah Nearktik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat
Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun liar,
tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison, muskox, caribau, domba
gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah
Palearktik seperti: kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing. (Lihat
gambar 3.6)
|
d.
|
Wilayah Neotropikal
Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika .Selatan, dan sebagian
besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian
Selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah ikan Piranha dan Belut
listrik di Sungai Amazone, Lama (sejenis unta) di padang pasir Atacama
(Peru), tapir, dan kera hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat terkenal
sebagai wilayah fauna Vertebrata karena jenisnya yang sangat beranekaragam
dan spesifik, seperti beberapa spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis
reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis
kelelawar penghisap darah.
|
e.
|
Wilayah Oriental
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia
tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian
Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau, orang utan, gibbon, rusa,
banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua,
gajah, beruang, antilop berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan
yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet,
gajah, badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara
pernah menjadi satu daratan dengan Afrika.
.
|
f.
|
Wilayah Australian
Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan
pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi,
koala, cocor bebek (sejenis mamalia bertelur). Terdapat beberapa jenis burung
yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih, burung kasuari, burung
kakaktua, dan betet. Kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular
pitoon.
|
g.
|
Wilayah Oceanik
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik.
Wilayah ini merupakan pengembangan dari wilayah Australian daratan, dengan
spesifikasi fauna tertentu. Oleh karena itu jenis faunanya hampir sama dengan
wilayah Australian.
|
h.
|
Wilayah Antartik
Seperti namanya maka wilayahnya mencakup kawasan di kutub Selatan. Jenis
fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu menahan dingin.,
misalnya rusa kutub, burung pingguin, anjing laut, kelinci kutub, dan beruang
kutub.
Kini Anda telah menyelesaikan mempelajari kegiatan 3 modul ini. Bacalah
sekali lagi dan carilah sumber-sumber lain baik dari majalah, buku-buku,
video, dan acara televisi. Diskusikan dengan teman atau guru bila ada hal
yang perlu lebih diperjelas lagi.
Setelah itu coba Anda kerjakan tugas
di bawah ini.
|
USAHA - USAHA
PELESTARIAN FLORA DAN FAUNA
|
Setelah mempelajari kegiatan 4 ini,
Anda diharapkan dapat:
1. menjelaskan pemanfaatan flora dan fauna;
2. menjelaskan upaya-upaya untuk pelestarian flora dan fauna; dan
3. menyebutkan contoh daerah-daerah yang terdapat suaka alam dan suaka
margasatwa.
|
|
|
Pemanfaatan Flora dan Fauna
|
Keberadaan flora dan fauna tak dapat
dipisahkan didalam kehidupan manusia. Tumbuhan dan hewan mempunyai manfaatnya
yang besar bagi kehidupan manusia. Ada saling ketergantungan antara tumbuhan,
hewan dan manusia untuk kelangsungan hidup mereka masing-masing. Sebagian hewan
mempunyai andil bagi pertumbuhan dan persebaran tumbuhan. Binatangpun hidup
dari tetumbuhan juga. Bahkan binatang karnivora, seperti harimau misalnya,
sesungguhnya bergantung pada tumbuhan karena makanannya terdiri dari binatang
herbivora yang hidupnya dari tetumbuhan Ketergantungan flora dan fauna pada
manusia adalah dalam upaya perkembangbiakan, persebaran, dan pelestariannya.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, manusia memanfaatkan flora dan fauna untuk berbagai tujuan.
Pemanfaatan flora dan fauna oleh manusia antara lain adalah untuk :
a.
|
Dikonsumsi
Manusia membutuhkan makanan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan untuk keperluan
tubuhnya agar tetap hidup dan sehat. Oleh sebab itu beberapa jenis tumbuhan
dan hewan tertentu dikonsumsi oleh manusia.
|
b.
|
Tujuan pendidikan dan penelitian
Suaka margasatwa dan cagar alam merupakan tempat yang sangat ideal untuk tujuan
pendidikan dan penelitian karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan
jenis-jenis tumbuhan, hewan dan ekosistemnya.
|
c.
|
Sarana rekreasi =>
tambahkan foto taman cibodas
Keanekaragaman flora dan fauna digunakan pula untuk tujuan rekreasi sehingga
dapat menghasilkan devisa bagi pemerintah. Contohnya Kebon Raya Bogor dan
Kebon Raya Cibodas, di Jawa Barat, Pulau Komodo di P. Komodo, Tanjung Puting
di Kalimantan, dan Ujung Kulon di Jawa Barat dijadikan tempat wisata dan
banyak diminati oleh turis domestik dan luar negeri. Apakah di daerah Anda
ada cagar alam atau suaka margasatwa yang dijadikan tempat wisata? Pernahkah
Anda mengunjunginya dan manfaat apa yang Anda peroleh di sana?
|
Fungsi Suaka Margasatwa dan Cagar Alam
Sebelum membicarakan tentang fungsi suaka margasatwa dan cagar alam, terlebih
dahulu Anda harus mengerti apa yang dimaksud dengan suaka alam, suaka
margasatwa, dan cagar alam.
Suaka alam merupakan kawasan di daratan dan
perairan yang mempunyai fungsi utama sebagai kawasan perlindungan dan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan hewan serta tata lingkungannya. Suaka alam
merupakan usaha konservasi flora dan fauna yang mencakup cagar alam dan suaka
margasatwa.
Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang
mempunyai ekosistem asli, memiliki ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan
jenis satwanya. Suaka margasatwa bertujuan untuk melindungi dan melestarikan
kelangsungan hidup satwa tertentu agar tidak punah. Selain itu dimanfaatkan
untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,pendidikan, menunjang budidaya,
pariwisata, dan rekreasi.
Cagar alam merupakan kawasan suaka alam yang
karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan tata
lingkungannya. Kawasan ini untuk melindungi dan melestarikan flora dan fauna
yang hidup di dalamnya yang mempunyai nilai tertentu agar dapat berkembang
sesuai dengan kondisi aslinya. Selain itu cagar alam juga dipergunakan untuk
kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan rekreasi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa fungsi dari suaka margasatwa dan cagar alam adalah sebagai berikut:
• melindungi flora dan fauna dari ancaman kepunahan.
• menjaga kesuburan tanah.
• mengatur tata air.
• menjadi tempat/obyek wisata.
• menambah sumber devisa negara.
• menjadi tempat belajar di lapangan (praktek).
• menjadi tempat penelitian.
Upaya-Upaya Pelestarian Flora dan Fauna
Beberapa jenis flora dan fauna kini semakin sulit ditemui karena banyak diburu
untuk tujuan tertentu (dimakan, untuk obat, perhiasan) maupun tempat hidupnya
dirusak manusia misalnya unntuk dijadikan lahan pertanian, perumahan, industri,
dan sebagainya. Flora dan fauna yang jumlahnya sangat terbatas tersebut
dinyatakan sebagai flora dan fauna langka. Untuk mencegah semakin punahnya
flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
- Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna
agar perkembangbiakannya tidak terganggu. Tempat-tempat perlindungan ini
berupa cagar alam bagi flora dan suaka margasatwa bagi
fauna.
- Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat
penangkaran bagi hewan-hewan tertentu, seperti:
• Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di
Sumatera.
• Daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur.
• Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.
- Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti
pembangunan harus memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia
dengan lingkungannya.
- Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu
dilindungi seperti: Soa-soa (biawak), Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru
Pohon, Bekantan, Orang Utan (Mawas), Kelinci liar, bajing terbang, bajing
tanah, Siamang, macan Kumbang, beruang madu, macan dahan kuwuk, Pesut,
ikan Duyung, gajah, tapir, badak, anoa, menjangan, banteng, kambing hutan,
Sarudung, owa, Sing Puar, Peusing.
- Melakukan usaha pelestarian hutan, antara lain:
• mencegah pencurian kayu dan penebangan hutan secara liar.
• perbaikan kondisi lingkungan hutan.
• menanam kembali di tempat tumbuhan yang pohonnya di tebang.
• sistem tebang pilih.
- Melakukan usaha pelestarian hewan, antara lain:
• melindungi hewan dari perburuan dan pembunuhan liar.
• mengembalikan hewan piaraan ke kawasan habitatnya.
• mengawasi pengeluaran hewan ke luar negeri.
- Melakukan usaha pelestarian biota perairan, antara
lain:
• mencegah perusakan wilayah perairan.
• melarang cara-cara penangkapan yang dapat mematikan ikan dan biota
lainnya, misalnya dengan bahan peledak.
• melindungi anak ikan dari gangguan dan penangkapan.
Daerah-daerah Suaka Margasatwa dan
Cagar Alam
Kenyataan menunjukkan bahwa jumlah tumbuhan dan hewan yang dinyatakan langka
semakin bertambah. Coba Anda lihat bagan di bawah ini.
.
Data di atas belum termasuk flora
langkanya atau yang dinyatakan langka. Berarti semakin banyak fauna dan flora
di negeri kita yang terancam punah.
Sejak tahun 1980, beberapa kawasan cagar alam atau suaka margasatwa telah
diubah statusnya menjadi Taman Nasional. Dewasa ini terdapat 320 tempat untuk
Taman Nasional dan Hutan Lindung, antara lain di Sumatera, Irian Jaya, Jawa,
Kalimantan, dan Sulawesi. Taman nasional dan hutan lindung mempunyai fungsi
sebagai:
• perlindungan sistem penyangga kehidupan.
• pengawetan jenis tumbuhan dan hewan.
• pelestarian pemanfaatan sumber daya hayati dan tata lingkungan.
|
0 komentar:
Posting Komentar